Apalagi yang bisa mendorong diri ini untuk witir? Dalil sudah. Contoh
ada. Kenapa masih saja mengentengkan witir ini? Witir? Sunnah kan?
Kadang bolak-balik hati ini susah dimengerti.
Gara-garanya cuma ditanya; “Piye mas witirmu?” Bukannya menjawab,
tetapi malah nyingkur. Akibatnya sampai sekarang masih terus berbekas.
Rasa malu itu terus menggejolak. Hati gemuruh berontak. Mendorong diri
ini terus maju menggapai jawaban pertanyaan itu. Padahal mungkin si
penanya hanya bergurau saja. Ya, itulah jalan pencerahan. Setelah sekian
cara mencari momentum, tak disangka datang dengan amat sederhana.
Jadilah peristiwa itu menjadi titik balik untuk melaksanakan shalat
witir berkelanjutan. Apalagi setelah mengulas kembali dalil di bawah
ini.
Dari Abu Qatadah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Abu Bakar, ‘Kapan engkau
shalat Witir?’ Dia menjawab: ‘Aku shalat Witir sebelum tidur.’ Beliau
lalu bertanya pada ‘Umar, ‘Kapan engkau shalat Witir?’ Dia menjawab,
‘Aku tidur kemudian shalat Witir.’” Dia (Abu Qatadah) berkata, “Beliau
berkata kepada Abu Bakar: ‘Engkau telah mengambilnya dengan hati-hati.’
Dan berkata kepada ‘Umar: ‘Engkau telah mengambilnya dengan kekuatan.’
(Hasan Shahih: [Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 988)], Shahiih Ibni
Khuzaimah (II/145 no. 1084), Sunan Abi Dawud (‘Aunul Ma’buud) (IV/311
no. 1421), Sunan Ibni Majah (I/379 no. 1202).
Dari Abu Ayyub al-Anshari Radhiyallahu anhu, ia menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Shalat
Witir adalah haq (benar adanya), maka barangsiapa yang mau, maka
berwitirlah lima raka'at, barangsiapa yang mau, berwitirlah tiga raka'at
dan barangsiapa yang mau, berwitirlah satu raka'at." (HR. Abu Dawud dalam kitab ash-Shalaah, bab Kamil Witr, hadits no. 1421)
Dari Abu Bashrah al-Ghifari Radhiyallahu anhu, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 'Sesungguhnya
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi kalian tambahan shalat, yaitu
shalat Witir, maka shalat Witirlah kalian antara waktu shalat 'Isya'
hingga shalat Shubuh.'" [HR. Ahmad].
Sebenarnya tak ada apa
– apa, saya hanya penasaran, kenapa sih tidak bisa melakukan sholat
witir? Kenapa hanya di bulan puasa saja tertib witirnya? Di bulan yang
lain kok tidak tertib? Dan saya sudah berusaha untuk bisa menjalankan
salah satu sunnah tersebut. Hasilnya masih juga bolong – bolong.
Berbagai kiat dan giat sudah dilakukan, akhirnya saya menjatuhkan
pilihan melakukan sholat witir sebelum tidur. Itu yang saya mampu. Itu
yang saya bisa.
Mungkin kadang terlihat aneh, sore – sore kok
witir. Habis mau bangun malam kadang kebablasan. Sejujurnya bukan kadang
– tetapi banyak bablasnya - ketimbang bangunnya sehingga gak witir.
Niat sih ada terus, tapi apakah hidup ini cukup dengan niat saja? He,
he, he,,,,gubrakkkk,,,Innamal a’malu binniyyat.
Dulu Pak ustad
di kampung saya memberikan wejangan - tip yang sederhana dan ciamik. Dia
bilang, “Untuk melatih sholat witir, tambahkanlah sehabis sholat sunnah
ba’da isya 1 rekaat saja.” Maka dulu kami pun ramai – ramai
mengerjakannya sehabis sholat sunah ba’da isya. Sekian waktu berlalu dan
semakin meluntur kegiatan itu, saya terpacu lagi untuk memulainya -
sebagai bagian taqorrub ilallah dari hamba yang lemah ini. Semoga tidak
terlambat, seperti kisah Abu bakar dan Umar di atas.
Ya, ini
memang sunah bukan wajib. Bahkan mungkin ada yang mencibirnya. Namun
bagi saya adalah sebuah jalan besar menuju kecintaan kepada Allah. Di
samping jalan lain yang mungkin orang tempuh. Sebab banyak jalan menuju
keridhoan Allah, bukan hanya ke Roma saja.
Nah, bagi yang mau menempuh jalan sholat witir untuk mempertinggi derajat amalannya berikut beberapa dalil tentangnya.
Dari Ali ra., ia berkata, ‘Witir
bukan keharusan seperti sholat wajib kalian, akan tetapi Rasulullah SAW
biasa melakukannya, dan Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah adalah
witir, mencintai witir, maka lakukanlah sholat witir wahai ahli qur’an.” (Rowahu Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah)
Dari Jabir ra., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa
khawatir tidak bangun di akhir malam, maka hendaknya dia berwitir di
awalnya, dan barangsiapa yakin akan bangun di akhir malam, maka
hendaknya dia berwitir di akhirnya, karena sholat diakhir malam
disaksikan dan dihadiri (oleh malaikat) dan itu lebih utama.” (Rowahu Muslim).
Dari Jabir ra., dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Wahai ahli qur’an, berwitirlah kalian karena Allah adalah witir dan menyukai witir.” (Rowahu Abu Dawud).
Dari
Abu Tamim al-Jaisyani, dia berkata, aku mendengar Amru bin al-Ash
berkata, seorang lelaki memberitahukan kepadaku bahwa Nabi SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah menambahkan satu sholat kepada kalian, maka tegakkanlah ia diantara isya dan shubuh, yaitu sholat witir”. (Rowahu Ahmad)
Dari Abu Huroiroh r.a, dia berkata, ”Kekasihku
SAW mewasiatkan kepadaku tiga perkara, agar aku berpuasa tiga hari
setiap bulan, melaksanakan sholat dhuha 2 rekaat dan melaksanakan sholat
witir sebelum tidur.”[Rowahu Al-Bukhory (Kitaabu al-Jumu’ati),
Muslim ( Kitaabu Sholaati al-Mufaasiriina wa qoshrohaa), Abu Dawud
(Kitaabu As-Sholaah), at-Tirmidzi (Kitaabu as-Shoumi) dan an-Nasa’i
(Kitaabu as-Shiyaami)].
Jadi, sekarang bukan hanya salam saja
yang dijangkepi witir. Sholat sunnah pun rasanya perlu juga
diperjuangkan. Mari, kerjakan witir. (pf)
Alhamdulillah Jazaakallohu khoiro pak ustadz...
BalasHapusMengingatkan dan menyemangati
Semoga Alloh memberikan kekuatan kepada kita semua.. amiin
amin ohiya ni jamaah dari mana??? minta doanya ya semoga caberawit solo pabelan bisa jadi mubalegh n mubalighot semua,,,amin
Hapus